Lolos BIM 2023, Santri Thursina IIBS Jalani Summer Camp di Nanyang Technological University (NTU), Singapura
Sebelumnya, 4 alumni Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) berhasil lolos dalam Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) di berbagai kampus luar negeri. Tak mau kalah dengan kakak kelasnya, santri Thursina juga lolos dalam Beasiswa Indonesia Maju (BIM) 2023. Tersebutlah Muhammad Roayna Azzam Muntaqo, santri Thursina IIBS yang berhasil lolos beasiswa persiapan studi lanjut BIM 2023 dan mengikuti summer camp program di Nanyang Technological University (NTU) Singapura.
Menurut, Azzam, panggilan akrabnya, beasiswa yang didapatkan ini merupakan proses yang sangat panjang. Berawal dari info yang ia dapat di akhir tahun 2022, kemudian ia pelajari beasiswa persiapan studi lanjut tersebut. “Setelah mendapatkan info tersebut saya coba pelajari dan memang ada kampus impian saya yaitu NTU. Tanpa berpikir panjang, coba saya lihat detail syarat-syaratnya dan kemudian apply,” ujar santri asal Balikpapan ini.
Azzam menceritakan, sebenarnya tidak hanya NTU yang menjadi tempat untuk summer camp tahun ini. Tapi juga ada kampus lainnya. Seperti di Kanada, Cina, Sydney, dan negara-negara lainnya. Namun Azzam tetap memilih NTU sebagai tujuan summer camp-nya. Menurutnya NTU adalah universitas yang ternama di Asia. Tidak hanya di Asia tapi juga di dunia. Menurut QS World University Rankings, NTU berada di posisi terbaik ke 26 se dunia.
“Selain memang jarak antara Singapura dan Indonesia yang dekat, saya juga melihat kualitas kampusnya dan memang sangat bagus. Menurut Asian University Rangkings, NTU menjadi universitas terbaik kedua. Hal ini yang semakin membuat saya yakin memilih NTU sebagai tujuan studi lanjut,” jelasnya.
Dari sekian banyak siswa SMA yang mendaftar dalam program tersebut hanya 350 siswa se Indonesia yang terjaring. 20 orang diantaranya mengikuti summer camp di NTU, Singapura tersebut.
Selama kurang lebih 3 pekan (28 Juni – 15 Juli 2023), Azzam mengambil banyak pelajaran yang bisa dijadikan bekal untuk persiapan studi lanjut. Secara umum pasti Bahasa inggris menjadi salah satu elemen yang diambil ujarnya. Namun selain itu, yang didapat dari summer camp adalah motivasi dan pendorong untuk terus membuat suatu yang bermanfaat.
“Disana saya ketemu banyak orang yang membuat saya ‘insecure’. Karena karya dan prestasi yang mereka miliki luar biasa sekali. Hal ini menjadi pendorong bagi saya khususnya untuk terus belajar, terus improve dalam bidang ilmu yang mau saya geluti,” cerita santri yang saat ini duduk di jenjang akhir SMA ini.
Selain itu, lanjut Azzam, di sana dirinya juga banyak belajar tentang teknologi dan juga budaya Singapura itu sendiri. Berkumpul dengan banyak mahasiswa dari belahan dunia menjadikannya semakin terdorong untuk terus berkembang.
Kedepannya, ia ingin melanjutkan studi di NTU dengan mengambil jurusan Computer Science. Menurutnya jurusan tersebut memiliki prospek kerja yang bagus serta dirasa sebagai kebutuhan jika berbicara perkembangan zaman digital. “Dengan perkembangan zaman yang kian canggih ini, saya rasa jurusan ini dapat menjadi penyumbang yang sangat besar,” jelasnya.
Salah satu syarat yang diwajibkan adalah essay. Azzam mengaku sangat terbantu dengan adanya arahan dari tim Thursina International Office (TIO) dan alumni yang juga membantunya dalam pembuatan essay. Essay bukan hanya tentang tulisan, tapi bagaimana menceritakan semua pencapaian tidak hanya jujur tapi menarik.
Di akhir wawancara, santri yang memiliki segudang prestasi ini menyampaikan, seseorang harus bekerja keras untuk menemukan talentnya. Selain itu, sebagai seorang manusia terus berusaha dan berharap yang terbaik. Sisanya diserahkan ke Allah. “Semua yang kita jalani harus selalu ada plan B sembari tak lupa terus berharap ke Allah,” tutupnya. (lil)