Goes to Thursina: Otoritas Jasa Keuangan – Bursa Efek Indonesia Berikan Literasi Keuangan hingga Pasar Modal Syariah pada Santri

Program Road to School bertema Belajar Bersama Pasar Modal Syariah (Jariyah) yang digawangi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Korea Investment & Sekuritas Indonesia hadir di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) untuk memberikan literasi perencanaan keuangan hingga investasi pada santri, Kamis (07/09).

Seminar yang bertempat di Thursina International Convention Hall (TICH) ini hadir sebagai pembicara Ashar Faliqi dari OJK, Asikin Ashar dari BEI dan Beni Aswad dari Korea Investment & Sekuritas Indonesia. Diikuti seluruh santri kelas X dan kelas XI, seminar tersebut membahas tentang peningkatan literasi dan perencanaan keuangan hingga pasar modal.

  

Membuka seminarnya, Ashar Faliqi mengawali dengan menekankan perencanaan keuangan bagi generasi muda. Ia mewanti-wanti santri untuk selalu mempertimbangkan dengan baik semua pengeluaran belanja berdasarkan analisis kebutuhan atau keinginan. Menurutnya, keinginan itu sifatnya tak terbatas, hal yang dapat membatasi adalah literasi dan ilmu. “Kedewasaan dalam mengelola keuangan akan menyelamatkan kita dari pengeluaran yang sia-sia,” ungkapnya.

Selain itu juga mengingatkan akan maraknya pinjaman online (pinjol) yang saat ini sedang lekat dalam kehidupan masyarakat. Banyaknya jasa pinjol, tak semuanya baik dan sering kali ditemukan yang bermasalah. Ia mewanti-wanti, salah satu ciri pinjol bermasalah salah satunya adalah tidak memiliki izin operasional dari OJK. “Kalau yang mendapat izin dari OJK tata cara semua diatur, mulai dari akadnya, cara marketingnya, penentuan suku bunga, hingga tata cara penagihan semua harus beretika,”imbuhnya

  

Sementara itu, materi terkait investasi disampaikan Beni Aswad. Menurutnya, sebuah investasi tidak hanya mendapatkan keuntungan saja. Namun resiko senantiasa beriringan. Oleh karena itu mengelola resiko menjadi perkara wajib yang harus dilakukan semua calon investor.

Lebih lanjut, ada dua analisa yang perlu dilakukan calon investor yakni analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental menekankan pada analisis perusahaan yang didasarkan faktor-faktor fundamental ekonomi suatu perusahaan termasuk kinerja keuangan dan bisnis perusahaan. Sementara itu, analisis teknikal berfokus untuk memprediksi tren suatu harga saham dengan cara mempelajari data pasar yang lampau, terutama pergerakan harga dan volume.

  

“Dua syarat investasi adalah selanjutnya adalah legal dan logis. Legalitas ini maksudnya bisa dipertanggung jawabkan secara izin. Kemudian logis harus mempertimbangkan keuntungan dan durasi waktunya,” imbuhnya.

Dalam kesempatan yang juga dihadiri guru dan civitas akademika Thursina IIBS ini ia juga mengingatkan santri untuk selalu belajar hal-hal baru karena dalam dunia investasi membutuhkan ilmu yang kompleks dan adaptif. “Untuk berinvestasi dan menjalankan perusahaan memang perlu belajar banyak hal, untuk itu mumpung masih muda gunakan setiap kesempatan untuk belajar, menjalin relasi dan menimba pengalaman dari orang-orang yang ahli di bidangnya,” pungkasnya. (hel/lil)

Share this post