Torehkan Prestasi Lagi, Siswa Thursina IIBS Sukses Boyong Gold Medal di GYIIF 2023
JATIMTIMES - Prestasi membanggakan kembali diraih santri Thursina IIBS. Berkat riset pemanfaatan air hujan sebagai tenaga listrik, santri Thursina IIBS berhasil meraih Gold Medal dalam ajang Global Youth Invention and Innovation Fair (GYIIF) 2023, Januari lalu. Penelitian itu dirancang oleh Nayif Muhammad Dzaki, Balaga Idnick, Muhammad Raafi Ananda, Muhammad Roayna Azzam Muntaqo dan Farras Hazim Rakhmadi.
GYIIF merupakan ajang kompetisi penemuan, inovasi dan proyek sains internasional yang diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) bekerjasama dengan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor (IPB). Tahun ini diikuti oleh 152 tim dari 17 negara. Adapun kategori yang diperlombakan meliputi social science, environmental science, innovation science, life science engineering and technology dan physics.
Berawal dari kegelisahan dampak panjang penggunaan energi fosil, mendorong lima santri Thursina IIBS yang dinahkodai Nayif Muhammad Dzaki ingin memberikan kontribusi dalam mencari energi alternatif. Fenomena tingginya curah hujan di Indonesia menjadi sumber inspirasi santri kelas XI itu untuk mempelajari dan mengembangkan menjadi sumber energi. Alhasil, kelima santri Thursina tersebut berhasil mengusung judul Using Raindrops Vibration as an Environmentally Feasible Energy Source.
Nayif sapaan akrabnya menyebut, secara sederhana rintik hujan memiliki daya tekan. Daya tekan itu dapat dimanfaatkan menjadi energi mekanik yang selanjutnya diubah menjadi energi listrik. “Salah satu komponen elektronik yang kami manfaatkan adalah piezoelektrik. Komponen ini mampu mengubah energi mekanik (tekanan) menjadi energi listrik,”ungkap santri asal Palembang itu melalui keterangan tertulis yang diterima JatimTIMES, Jumat (10/2/2023).
Bersama dengan timnya Ia merancang 10 piezoelektrik berdiameter 35mm dalam papan berukuran 30x20cm. Alat ini mereka sebut sebagai papan piezoelektrik. Selanjutnya mereka menyambungkan pada perangkat Printed Circuit Board (PCB) dan Arduino yang telah mereka program. Kemudian laptop mereka gunakan untuk menampilkan data dan mengontrol semua perangkat yang telah dirancang.
Pengujian alat dilakukan dengan memasang papan piezoelektrik di bawah rintik hujan. “Saat kami melakukan uji coba kebetulan cuaca sedang tidak hujan, karena waktu yang terbatas akhirnya kami memanfaatkan jet shower sebagai pengganti air hujan,”imbuh Nayif.
Beberapa kali percobaan dilakukan dengan besar debit air dan waktu penyiraman yang berbeda-beda. “Semakin besar debit hujan dan semakin lama hujan maka semakin besar pula tegangan listrik yang dihasilkan,”sambungnya.
Bersama empat temannya Ia mempresentasikan risetnya dalam ajang internasional GYIIF. Alat konversi energi ramah lingkungan yang Ia rancang membawa timnya meraih gold medal pada ajang tersebut. Capaian ini turut melengkapi koleksinya di kancah internasional. Sebelumnya Ia juga pernah meraih gold medal pada ajang yang sama atas riset pemanfaatan gelombang suara sebagai energi listrik.
“Semoga penelitian ini tidak berhenti di sini karena masih butuh penyempurnaan lebih lanjut agar bisa diaplikasikan,” imbuh santri yang mengidolakan Elon Musk ini.
Pembina tim Ustaz Farhan Naufal Firdaus Al Fath, M.Si mengungkapkan, sejak awal para santri ini memiliki keinginan yang kuat untuk mengikuti perlombaan karya tulis. Selain membentuk pola pikir kritis, portofolio dan prestasi yang didapat para santri ini menjadi bekal dalam proses seleksi masuk ke perguruan tinggi yang mereka inginkan.
“Semoga ke depannya ilmu yang telah dipelajari dapat membawa kebermanfaatan sekaligus capaian ini mampu menularkan semangat untuk jenjang berikutnya agar bisa mengikuti jejak mereka,”pungkas Ustaz Farhan.