Berikan Wadah Latihan Berdakwah, Thursina IIBS Maksimalkan Kaderisasi Dakwah

Program Kaderisasi Ulama di Thursina International Islamic Boarding School (IIBS) menjadi salah satu upaya penting dalam mencetak santri yang berkualitas dan kompeten, siap menjadi ulama dan pemimpin umat di masa depan. Program ini, sebagaimana dijelaskan oleh Ustadz Syaikhul Islam, S.Pd.I, dirancang secara komprehensif untuk membekali santri dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.

"Tujuan utama program ini adalah mencetak santri menjadi ulama yang memiliki kemampuan tartil dan tahsin, keterampilan mengajar yang baik, serta komitmen yang kuat untuk berkembang," ungkap Ustadz Syaikhul.

Program Kaderisasi Ulama dimulai sejak tahun 2019. Ustadzah Ikmilul Khoroh, S.H. Co. Kaderisasi, menjelaskan bahwa seleksi peserta program ini melalui tahapan yang ketat. "Para peserta harus menjalani Tes Membaca Al-Qur'an, Tes Mengajar, dan Tes Wawancara untuk memastikan bahwa mereka memenuhi syarat yang diperlukan," ujarnya.

 

Kriteria utama yang digunakan untuk memilih santri, menurut Ustadz Syaikhul, adalah kemampuan melantunkan Al-Qur'an dengan tartil dan tahsin, serta memiliki keterampilan mengajar yang baik. Selain itu, para santri harus berkomitmen untuk mengikuti seluruh kegiatan kaderisasi dan tidak memiliki catatan pelanggaran dalam kedisiplinan, ibadah, atau aspek lainnya.

"Kedisiplinan dan kesungguhan dalam mengikuti program ini sangat penting, karena kami ingin mencetak santri yang tidak hanya paham agama, tetapi juga mampu menjadi pemimpin yang bertanggung jawab," tambah Ustadz Syaikhul.

Program Kaderisasi Ulama di Thursina IIBS tidak berjalan sendiri. Ustadzah Ikmil mengungkapkan bahwa Thursina IIBS menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga dan universitas Islam untuk mendukung program ini. "Kami telah bekerja sama dengan beberapa TPQ dan masjid, termasuk Yayasan As-Sholihin Yokohama Jepang dalam program Safari Dakwah. Selain itu, kami juga bekerja sama dengan Masjid Sabilissalam di Kota Malang dan Masjid Ibnu Batutah di Bali untuk melatih para santri menjadi imam di masjid-masjid tersebut," jelasnya.


Namun, pelaksanaan program ini tidak tanpa tantangan. Ustadz Syaikhul menyatakan bahwa salah satu tantangan utama adalah bagaimana melatih para santri secara maksimal di tengah padatnya jadwal kegiatan mereka di Thursina. "Kami harus terus mendorong santri untuk tetap semangat belajar dan berlatih agar bisa menjadi faqih dalam agama dan muballigh yang mampu menyampaikan nilai-nilai Islam dengan baik," ujarnya. Selain itu, tantangan lain adalah menghadirkan pelatihan dengan inovasi baru yang dapat memotivasi santri untuk terus mengembangkan kemampuannya.

Di akhir wawancara, Ustadzah Ikmil menekankan peran penting para ulama dari Kampus Putra dan Putri di Thursina IIBS. "Mereka harus menjadi teladan bagi santri lainnya, baik dalam hal ibadah, dakwah, maupun kegiatan lainnya. Selain itu, mereka juga berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan besar di lingkungan Thursina, seperti menjadi muadzin, imam, atau peserta tilawatil Qur'an, serta mendukung berbagai perlombaan Islam," jelasnya.

Program Kaderisasi Ulama di Thursina IIBS diharapkan dapat terus mencetak ulama yang berkualitas, yang akan menjadi pemimpin umat di masa depan.(rnw/lil)

Share this post